BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu bimbingan dan
konseling di SD adalah bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Pelaksaan bimbingan
Anak Cerdas Berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993
dan UU nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional.oleh karena itu,
pemahaman tentang siapa Anak Cerdas Berbakat hendaknya multi dimensional. Oleh
kerena itu, penghampiran pengertian Anak Cerdas Berbakat hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi Anak Cerdas
Berbakat hendaknya mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri.
Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan
fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat.
Berbagai bentuk program pengembangan muruid cerdas dan berbakat, salah satu
diantaranya dapat di dekati dari bimbingan dan konseling tekhnik bimbingan
merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan Anak
Cerdas Berbakat. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD yang telah di rintis
sejak tahu ajaran 1996/1997. Merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya bakat akademik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian
dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Apakah anak cerdas berbakat itu?
2.
Bagaimana
ciri-ciri/karakteristik murid cerdas berbakat?
3.
Bagaimana
penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4.
Bagaimanakah
teknik bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
5.
Bagaimana
penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas
berbakat?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan Penyusunan makalah bimbingan bagi anak cerdas
dan berbakat ini adalah sebagai berikut
:
1.
Untuk mengetahui anak cerdas
berbakat itu?
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik murid cerdas berbakat?
3.
Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4.
Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi murid cerdas berbakat?
5.
Untuk mengetahui penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas
berbakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anak Cerdas Berbakat
Guna menjawab siapa murid yang
cerdas dan berbakat memang bukan hal yang mudah, bergantung pada filosofis,
defenisi, penentuan presentase, prosedur, seting/adegan, model dan model
pengayaan yang digunakan. Sampai sekarang belum ada defenisi tunggal dan sulit
untuk dirumuskan yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat, bahkan istilah
anak berbakat diterjemahkan dari “gifted child“ masih nampak
digunakan dalam berbagai sebutan. Bakat
adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “interent” dalam diri seseorang di
bawa sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur
otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak
manusia itu. Salah satu ciri yang paling umum diterima sebagai sirinak berbakat
ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal, sebagaimana
diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku.
Sementara itu ada pandangan lain,
dan pandangan ini lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah
keberbakatan harus didekati dari sudut pandang berdemensi ganda. Menurut
pandangan ini keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tapi juga
dilihat dari segi prestasi, kreativitas dan karakteristik pribadi dan sosial
lainnya. Pengertian Anak Cerdas Berbakat menurut dokumen resmi pemerintahan
digunakan istilah yang berbeda.
Istilah murid berbakat
merupakan terjemahan dari “gifted”
yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat adalah murid
yang memiliki kemampuan intelektual atau taraf inteligensi yang unggul. Dengan
keunggulan ini ia di harapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi
tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaanya. (Adni Hakim Nasution dalam S.C
Utami Munadar, 1985:4).
Sedangkan Clark (1988:6)
mengatakan bahwa murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang
menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti
intelektual, krestif, artistik, kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan
akademik tertentu, dan memerlukan, layanan-layanan atau kegiatan-kegiatan yang
tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam
rangka untuk mengembangkan kemampuanny
secara penuh.
Menurut skala yang dibuat oleh
Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang
memiliki taraf intelegensi 130 atau lebih, yang di bedakan atas luar biasa
cerdas atau gifted (IQ 145 ke atas) dan sanagat cerdas atau superior (IQ
130-144). Yang banyaknya 2,5% dari banyaknya murid.
Berdasarkan uraian di atas
jelaslah yang di maksud murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki
taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki
tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi
dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang
terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk
pengembangan kemampuanya.
B. Karakteristik
dan Kebutuhan Anak Cerdas Berbakat
Perbedaan program pendidikan Anak
Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara
kualitatif memang harus berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu
karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta
permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan
program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut
berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak
Cerdas Berbakat.
Anak cerdas berbakat pada umumnya umumnya memiliki
karakteristik seperti berikut:
1.
Membaca pada usia lebih muda
2.
Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.
Memiliki perbendaharaan yang luas
4.
Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5.
Mempunyai minat yang luas, juga
terhadap masalah orang dewasa
6.
Mempunyai inisiatif dan dapat
bekerja sendiri
7.
Menunjukan keaslian dalam ungkapan
variable
8.
Memberi jawaban – jawaban yang baik
9.
Dapat memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam
berfikir
11. Terbuka
terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai
pengamatan yang tajam
13. Dapat
berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau
bidang yang diminati
14. Berpikir
kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senang
mencoba hal – hal yang baru
16. Mempunyai
daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
17. Senang
terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
18. Cepat
menangkap hubungan sebab akibat
19. Berperilaku
terarah pada tujuan
20. Menpunyai
daya imajinasi yang kuat
21. Mempunyai
banyak kegemaran
22. Mempunyai
daya ingat yang kuat
23. Tidak cepat
kuat dengan pretasinya
24. Peka serta menggunakan
firasat
25. Menginginkan
kebebasan dalam gerkan dan tindakan
Clark mengemukakan secara kualitatif
anak Anak Cerdas Berbakat menunjukkan karakteristik yang berbeda dari anak
normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan.
Dalam upaya pengembangan model program pendidikan yang kondusif bagi Anak
Cerdas Berbakat perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan
perkembangan yang mungkin muncul dari aspek yang disebutkan diatas serta
implikasinya bagi pengembangan program pendidikan.
1.
Perkembangan fisik
Selama
usia sekolah, anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan antara
perkembangan fisik dan intelektual dan sekolah secara tak sengaja mungkin
menghambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat
dari pada perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak adekuat secara fisik.
Sementara jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak
berbakat kurang tertarik dan tak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di
dalam kelompok sebaya.
Melihat
karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat, maka program pendidikan bagi
mereka sepatutnya mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang
memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi dan sensorik, apresiasi
kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang menimbulkan kesenangan.
Kepuasan, menjelajahi aktifitas yang mengarah kepada keterpaduan antara pikiran
dan badan.
2.
Perkembangan kognitif
Para
ahli dengan hasil penelitiannya ( thompson, berger, berry, dan mac. lean )
menunjukkan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak
berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan
kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara
terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai
karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menunjukkan kemudahan yang
dimilikinya dalam belajar. Namun, hendaknya ciri itu tidak menjadikan kita
berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi peserta didik terpadani
di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak tersalurkan sebagaimana
mestinya maka tak mustahil muncul masalah – masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan mengarahkan kepada pemunculan prilaku kreatif. Kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi dengan prilaku kreatif ialah bahwa fungsi intuisi berperan dalam pemunculan inisiatif, imajinatif, dan wawasan bertindak yang mengarah kepada prilaku kreatif. Para ahli yang menekuni kreativitas tampaknya cenderung menyimpulkan bahwa prilaku kreatif merupakan integrasi fungsi – fungsi fisik maupun psikis dan bukan semata – mata prilaku intelektual.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan mengarahkan kepada pemunculan prilaku kreatif. Kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi dengan prilaku kreatif ialah bahwa fungsi intuisi berperan dalam pemunculan inisiatif, imajinatif, dan wawasan bertindak yang mengarah kepada prilaku kreatif. Para ahli yang menekuni kreativitas tampaknya cenderung menyimpulkan bahwa prilaku kreatif merupakan integrasi fungsi – fungsi fisik maupun psikis dan bukan semata – mata prilaku intelektual.
Keunikan
intuisi anak berbakat ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli
terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena – fenomena metafisik, terbuka
terhadap pengalaman – pengalaman metafisi, dan menunjukkan prilaku kreatif
dalam banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa. Sehingga bisa
menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan tanggapan serius dari
orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang berperilaku aneh,
menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3.
Perkembangan Emosi
Karakteristik
kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan kepekaannya terhadap
dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki akumulasiinformasi yang
banyak.apabila dengan fungsi kognitif dia mampu mengolah informasi dan
menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan menjadikan anak berbakat
menunjukkan perkembangan emosi yang lebih matang dan stabil. Kesadaran yang
tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda dari murid yang lain Di
sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu di sertai dengan
terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang
terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia
sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. anak berbakat serinakali
menunjukkan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena
harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadran diri, maka tidak jarang
menbawa dirinya menjadi frustasi terhadap dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik
kehidupan emosi murid berbakat separti itu menghendaki keseimbangan dengan
pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk mengembangkan
kesadaran akan dunianya.jika tidak, maka prilaku bermasalah yang mungkin muncul
adalah rawan terhadap kritikan orang lain, kebutuhan untuk diakui yang
berlebihan , bersikap sinis dalam mengkritik orang lain yang akan menimbulkan
gangguan antar pribadi. Motovasi dan daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu
yang besar, dan minat eksplorasi yang tiada terunjang pada anak berbakat
mungkin dapat menumbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena gurunya
dirasakantidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran diri
yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri yang dapat
menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.
4.
Perkembangan sosial
Karakteristik
perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi sering kali
menunjukkan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat diterapkan
secara individual. Kecenderungan menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak
berbakat memang lebih baik dari pada anak yang normal pada umumnya. Clark menghimpun dan menyimpulkan
berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan
emosional anak berbakat sebagai berikut :
Ø
Anak
berbakat, jika di bandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan
puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
Ø
Anak
berbakat cenderung menunjukkan penyesuaian nasional yang lebih baik dari pada
anak normal lainnya walaupun kecenderungan ini lebih erat kaitannya dengan
latar belakang sosial ekonomi dari pada dengan kecerdasan.
Ø
Anak
berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat
sebayanya lebih dominan, lebih mempu mengendalikan lingkungan, dan lebih
kompetitif.
Ø
Anak
berbakat menunjukkan kecakapan kemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan
dan kepedulian sosial.
Ø
Anak
berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia
intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia
yang sama.
Karakteristik
perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di ats dapat menimbulkan
prilaku bermasalah, seperti frustasi atas perasaan – perasaan yang tak
tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak
memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat
tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.
C. Identifikasi
Anak Cerdas Berbakat
Identifikasi
anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu :
1.
Pada usia
1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan
mudah bila anak diberi rangsangan dengan tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk
mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak
terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan
adanya kecacatan pada anak.
2.
Pada usia
2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain
pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang
berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini,
orang tua, guru, kelompok bermain, dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau
sumber informasi utama.
3.
Pada usia 6
tahun - seterusnya
Pada masa
sekolah informasi keberbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenaan
dengan bidang-bidang yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan
sosialisasinya.
Dalam identifikasi ini, penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti
minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada
dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat,
yaitu dengan cara studi kasus, dan
melalui tes, atau penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat
dilakukan melalui tahap:
a)
Tahap
Penjaringan (screening)
Tahap
penjaringan Anak Cerdas Berbakat disekolah dapat delakukan dengan menganalisis
data dan prestasi belajar. Usia kronologis nominan oleh teman sekelas,
orang tua dan guru. Di gunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa Anak
Cerdas Berbakat memiliki usia muda namun mampu bersaing dan memiliki usia
mental yang lebih tinggi debanding teman – teman yang memiliki usia yang lebih
tua. Model nominasi ini dilakukan dengan asumsi bahwa orang – orang
terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan
intensif, hasil pengamatan yang relatif lama
b)
Tahap
selektif (identification)
Tahap
selektif digunakan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap
selektif di saring dengan melalui tes. Langkah – langkah yang dilakukan dalam
menjaring dan menyeleksi murid – Anak Cerdas Berbakat.
Ø
Mengidentifikasi
murid yang di duga Anak Cerdas Berbakat dengan mengacu kepada prestasi siswa,
usia kronologi dan kelasnya.
Ø
Kemudian
dilakukan penyaringan dengan menggunakan tes, untuk mengetahui kemapuan
intelektualnya.
Ø
Setelah
ditemukan murid yang di duga cerdas dan berbakat selanjutnya melakukan
pemeriksaan psikologi terhadap kedelapan murid tersebut dengan menggunakan
wechler intelligence scale for children untuk mengetahui IQ. Yang menyatakan
anak berbakat intelektual adalah mereka yang memiliki IQ 130 berdasarkan tes WISC
adaptasi indonesia.
D. Penyelenggaraan
Pendidikan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak
cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa
model,antara lain :
1.
Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai
dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi
tertentu di kelas tinggi.
2.
Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu
dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan
unggul. Model ini dapat memenuhi harapan Anak Cerdas Berbakat dengan tidak
memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.
3.
Kelas khusus
(ability grouping)
Model ketiga adalah pengelompokkan
berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model
pengelompokkan berdasarkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap
ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
4.
Bimbingan
Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan
berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan
siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan
yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai
konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
E. Tekhnik
Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Karakteristik anak berbakat
masalahnya yang di gambarkan pada bagian terdahulu, mengandung implikasi bagi
kemampuan layanan bimbingan Anak Cerdas Berbakat. Layanan bimbingan yang di
maksud tidak di arahkan kepada layanan yang bersifat ekslusif melainkan
dikembangkan secara terpadu di dalam sisitem bimbingan yang ada.
Layanan bimbingan bagi Anak
Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia
sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak
Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program
layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan
secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan
kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan
perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan
Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi
bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas dan
dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif anak
berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di dasarkan kepada
kurikulum yang ada meupakan hal yang harus dilakukan guru untuk dapat
memberikan layanan optimal bagi anak berbakat.
2. Pengembangan
Ranah Kognitif
Layanan bimbingan
yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan
sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ad pada
dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan .
3. Pengembangan
Ranah Fisik
Kemampuan anak
berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya
menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperolah pengalaman
memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik.
4. Penembangan
Ranah Intuitif
Layanan pendidikan
bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan pengalaman yang mendorong
dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan di berikan dalam bentuk
pengembangan lingkungan belajar yang menghadapkan anak kepada situasi atau
stimulus baru yang dapat memunculkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
5. Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbangan
yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman mengembangkan
diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok,
memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan kemasyarakatan,
memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi
terhadap masyarakat luas.
6. Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan
Beberapa implikasi
managerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat disekolah dasar yang
perlu di perhatikan adalah :
Ø
Menyediakan
kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat
sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan.
Ø
Menata
lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif, intuisi dan
sosial.
Ø
Memungkinkan
terjadinya partisipasi dan kerjasama yang dilakukan oleh anak berbakat dan
orang tua.
Ø
Menyediakan
waktu, tempat, dan dukungan bagi anak berbakat yang memungkinkan dirinya
menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi.
Ø
Mendorong
anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam perkembangan manusia dengan
menemukan kecakapannya dan bidang – bidang dimana dia dapat berkontribusi.
Ø
Menyediakan
kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang
dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan dia menemukan keunikan
dan ketertarikan dirinya.
F. Penyelenggaraan
Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat
1. Pengertian
Kelas Unggulan
Kelas
unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya
menonjol di kelompk di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program
pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman
materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. Pengelompokkan ini
dimaksud untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan
dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
Tujuan
pendidikan kelas unggulan di SD
secara rinci mencakup.
Ø
Mempersiapkan
peserta didik yang cerdas, beriman dan bertaqwa pada tuhan YME, memiliki budi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan
rohani.
Ø
Memberikan
kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata – rata normal
untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki siswa.
Ø
Memberikan
kesempatan kepada siswa lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan.
Ø
Memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
Ø
Mempersiapkan
lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan
tekhnologi sesuai dengan perkembangan anak.
Siswa yang direkrut adalah siswa
kelas IV dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berfikir
rasional baik pada SD inti maupun SD imbas.
Persyaratan kadidat
kelas unggul
meliputi :
Ø
Siswa
peserta kelas unggulan harus bersekolah pada SD inti/imbas pada gugusannya.
Ø
Merupakan
murid pada jenjang kelas tinggi di mulai kelas IV pada tahun ajaran baru.
Ø
Memiliki
bakat dan minat serta prestasi yang konsisten sejak kelas I sampai kelas
III melalui rekaman pengamatan dan tes psikologi.
Ø
Merupakan
murid berprestasi disekolahnya dan memiliki ranking 1 sampai 10.
Ø
Lulus
seleksi tes kemampuan akademik dan kesehatan untuk keperluan ini perlu diadakan
alat seleksi yang standar.
Ø
Mendapat
rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah.
Ø
Mendapatkan
izin tertulis dari orang tua/wali murid yang isinya bersedia patuh mengikuti
tata tertib penyelenggaraan kelas unggul.
Ø
Apabila
pada setiap akhir tahun pelajaran tidak mampu menunjukkan keberhasilan prestasi
belajarnya, di tempatkan pada kelas biasa di SD yang bersangkutan.
2. Proses
Belajar Mengajar di Kelas Unggulan
Proses
belajar mengajar di kelas unggulan di upayakan memiliki keunggulan dari pada
kelas biasa. Oleh karena itu seluruh komponen pendidikan seperti guru, materi
ajar, bahkan sarana belajar – mengajar, metode mengajar dan waktu belajar
dikelas unggulan harus lebih baik dari kelas biasa.mengigat tuntutan prestasi
belajar bagi siswa kelas unggulan sangat tinggi di perlukan adanya guru
bimbingann yang tugas khususnya mengawasi/memantau. Membimbing serta
mengarahkan siswa di kelas unggulan agar dapat berprestasi dengan baik.
Kurikulum
yang digunakan adalah kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum plus
yang terdiri atas mata pelajaran matematika/berhitung (4 jam) dan bahasa
inggris 4 jam. Dengan demikian di perlukan penambahan waktu belajar di sekolah.
Metode
mengajar seperti ini di harapkan dapat mengaktifkan siswa dengan merangsang
siswa untuk berfikir mengembangkan berbagai pertanyaan variasi pembelajaran
cukup beragam (individu/kelompok) perhatian terhapa setiap siswa harus
merata ( 20 – 35 siswa dalam satu kelas ).sehinggan dapat memberikan layanan
yang sesuai.
3. Model
– Model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Berdasarkan
pengamatan di kota bandung di kabupaten sumedang dan kabupaten bekasi serta
kabupaten tasikmalaya ternyata bentuk penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai
daerah bermacam – macam di sesuaikan kondisi masing – masing.
a.
Penyelenggaraan
kelas unggulan di SD inti dalam satu kompleks sekolah. Model penyelenggaraan
kelas unggulan yang paling banyak adalah di selenggarakan di SD inti
tetapi hanya melibatkan SD – SD dalam satu kompleks. SD – SD di luar
kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugusan untuk mengikutsertakan
peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
b.
Penyelenggaraan
kelas unggulan kecamatan
Penyelenggaraan kelas
unggulan di SD inti kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD – SD
di seluruh kecamatan.
c.
Penyelenggaraan
kelas unggulan dalam satu kompleks secara bergiliran
Pada model penyelenggaraan kelas unggulan di selenggarakan di SD dalam satu kompleks secara bergiliran.
Pada model penyelenggaraan kelas unggulan di selenggarakan di SD dalam satu kompleks secara bergiliran.
d.
Penyelenggaraan
kelas unggulan pada seluruh jenjang
Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.
Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.
4. Kelebihan
dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Mencermati penyelenggaraan kelas
unggulan di SD inti, pada hakekatnya model pengelompokkan berdasarkan kemampuan
model ini akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensi
siswa seoptimal mungkin.
Model kelas unggulan memungkinkan
guru mengembangkan suasana belajar kompetitif sehingga terjadinya persaingan
sehat antar siswa. Namun di sisi lain model pengelompokkan kemampuan di
khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme. Memiliki perasaan
berbeda dari yang lain bahkan bisa – bisa menjadi besar kepala.
5. Bimbingan
bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi
terjadinya dampak negatif penyelenggaraan kelas unggulan maka gagasan agar
siswa kelas unggulan tetap merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing –
masing atau lazim di kenal dengan pull out enrichment. Alternatif pertama siswa
unggulan bergabung dalam kelas unggulan hanya dalam kurikulum plus yaitu, mata
pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggris. Alternatif kedua, siswa
unggulan bergabung dalam kelas unggulan pada setiap mata pelajaran
matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggrisdalam pelaksanaan kurikulum biasa
maupun kurikulum plus.
Keunggulan model ini adalah siswa unggulan berbaur dengan siswa biasa. Siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administratif SD imbas tidak merasa di tinggalkan oleh siswa terbaik – baiknya. Sekaitan dengan bimbingan dan konseling Anak Cerdas Berbakat perlu di pahami bahwa pencegah masalah lebih penting dari remidi. bahkan menurut conny semiawan konselor harus mampu bertindak berdasarkan pendekatan perkembangan. Oleh karena itu bimbingan konseling yang di kembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan.
Keunggulan model ini adalah siswa unggulan berbaur dengan siswa biasa. Siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administratif SD imbas tidak merasa di tinggalkan oleh siswa terbaik – baiknya. Sekaitan dengan bimbingan dan konseling Anak Cerdas Berbakat perlu di pahami bahwa pencegah masalah lebih penting dari remidi. bahkan menurut conny semiawan konselor harus mampu bertindak berdasarkan pendekatan perkembangan. Oleh karena itu bimbingan konseling yang di kembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki
taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki
tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi
dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang
terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk
pengembangan kemampuanya.
Perbedaan program pendidikan Anak
Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara
kualitatif memang harus berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu
karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta
permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan
program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut
berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak
Cerdas Berbakat.
Untuk
mengidentifikasi siswa cerdas berbakat yaitu dengan penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi
juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk
mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau
penggabungan keduanya.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak
cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa
model,antara lain :
1.
Akselerasi (acceleration)
2.
Pengayaan (enrichment)
3.
Kelas khusus
(ability grouping)
4. Bimbingan Konseling
Teknik bimbingan bagi Anak Cerdas
Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai
makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas
Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan
bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara
utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan
kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan
pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1.
Pengembangan
Ranah Kognitif/Intelektual
2.
Pengembangan
Ranah Kognitif
3.
Pengembangan
Ranah Fisik
4.
Penembangan
Ranah Intuitif
5.
Pengembangan
Ranah Kemasyarakatan
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Penyelenggaraan Kelas Unggulan
sebagai Model Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Kelas unggulan adalah kelas
yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompk di
kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996).
Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai
dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau
berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris.
B. Saran
Orangtua
sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal ini
mencakup tahap-tahap perkambangan anak, pola asuh dan pola didik anak.
Dengan mengetahui informasi tentang tahap perkembangan anak, maka orangtua bisa
secara dini mengenali hal-hak yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian,
dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang ilmiah, maka
orangtua akan mampu menimimalisir kesalahan dalam menerapkan nilai, sikap, dan
perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak menunjukkan
kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak seusianya.
Di samping
orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan juga menambah
pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai substansi mata
pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini akan memudahkan
bagi guru dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian si anak.
Pemerintah
sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga negaranya, semestinya
menaruh perhatian besar terhadap penelitian-penelitian,
pengembangan-pengembangan terkait dengan pendidikan anak cerdas berbakat.
Karena hal ini terkait dengan kesuksesan generasi muda sebuah negara dalam
menyongsong masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa.
Jakarta: LPSP3 UI
Syah Muhibbin, 2010, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung, Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment