Kemampuan
guru dalam mengajar sangat mempengaruhi daya serap dan perkembangan prestasi
belajar siswa, maka kemampuan guru dalam mengajar memiliki peran penting dalam
proses mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang selalu
mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya serta tidak berdiam diri tanpa
melakukan apapun. Adapun untuk menjadi guru yang baik/hebat seorang guru harus
memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan siswanya dan mampu memanajemen
kelas dengan baik, selain itu guru juga harus inovatif dan kreatif dalam mengajar
yaitu dengan menggunakan media dan
metode pembelajaran yang variatif dan relevan dengan materi ajar dan
perkembangan siswa.
Team Teaching merupakan salah satu metode belajar yang baik untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran. Team teaching menyuguhkan proses pembelajaran yang lebih intens,
komunikatif dan efektif dibanding dengan proses pembelajaran konvensional biasanya.
Menurut Quinn
dan Kanter (1984) sebagaimana dikutip Karin Goetz menjelaskan bahwa
pengajaran tim dapat berlangsung apabila kerja sama tim antara dua pendidik
yang berkualifikasi sama. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Martiningsih
(2007) bahwa Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar
dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.
Lebih
lanjut menurut Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching
(pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh
beberapa orang. Tim pengajar atau guru
yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan
bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru
tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil
belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan
metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa team teaching adalah metode
pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih pada kelas yang
sama, waktu yang sama, dan tujuan yang sama serta pada mata pelajaran yang
sama. Dalam kebersamaan itu mereka membuat perencanaan pembelajaran, bersama-sama
menyajikan materi, dan bersama-sama pula melakukan evaluasi, remedial dan
pengayaan. Kerja sama dilakukan dengan membagi tanggung jawab dan peran
yang jelas dalam mencapai tujuan yang lebih baik daripada pembelajaran yang
ditangani sendiri.
Adapun
langkah-langkah menerapkan/mengimplementasikan
metode belajar “team teaching” pada pendidikan di Indonesia khususnya di
Sekolah Dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap
Awal
a.
Perencanaan
Pembelajaran Disusun secara Bersama
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara bersama-sama agar setiap guru memahami
tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian
hasil evaluasi siswa.
b.
Metode
Pembelajaran Disusun Bersama
Selain Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama, metode yang akan
digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus
direncanakan bersama-sama. Hal ini dilakukan agar setiap guru mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak
kehilangan arah pembelajaran.
c.
Partner
Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
Guru sebagai
partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang
akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus
sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini
agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam
diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian
materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan
guru.
d.
Pembagian
Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas
Dalam Team
Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus
dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas,
mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidakjelasan
peran dan tanggung jawab dalam hal ini.
2. Tahap
Inti
a.
Satu
guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang
sebagai pengawas dan pembantu team.
b.
Dua
orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini
berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
3. Tahap
Evaluasi
a.
Evaluasi
Guru
Evaluasi guru
selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran
berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi
kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran
selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan
baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team
teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan
dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi
ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image
masing-masing guru dihadapan siswa.
b.
Evaluasi
Siswa
Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup
pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya
dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama
guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini
guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi,
baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara
keduanya. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru
juga diharuskan merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa
ini di dalamnya mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team
Teaching dalam pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan.
Manfaat
dari Team Teaching itu sendiri ialah memberi informasi yang lebih lengkap,
membimbingan yang lebih intensif, mengurangi kejenuhan, meningkatkan intensitas
pemberian materi, memperkaya konsep dan pemahaman fasilitator, sebagai
alternatif bagi fasilitator yang merasa kelelahan, dan sebagai media saling
belajar antar fasilitator. Salain itu juga memiliki keunggulan di bandingkan
dengan metode pembelajaran lainnya.
Dibalik
memiliki kelebihan dan manfaat, suatu metode tidak lepas dari kekurangan atau
kelemahan, team teaching sendiri memiliki kelemahan diantaranya yaitu (1) Bila
tidak ada kerjasama yang baik, kurang ada toleransi, apalagi bila ada anggota
regu yang cenderung kerja sendiri maka pembelajaran tidak akan maksimal; (2)
Pengetahuan guru dalam satu regu tidak merata; (3) Butuh waktu yang lebih lama
untuk menyiapkan pembelajaran, karena harus menyiapkan kerjasama yang baik
terlebih dahulu; (4) Perbedaan cara mengajar antara guru satu dan yang lain,
akan menyulitkan siswa untuk menerima materi dengan baik; (5) Metode ini
menuntut perlengkapan personil pengajar yang lengkap, alat bantu pelajaran yang
sempurna, ruang-ruangan yang dapat menampung jumlah besar siswa maupun
ruang-ruangan kecil untuk diskusi kelompok dan pengerjaan tugas perorangan.
Menurut
Soewalni S (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis metode pembelajaran
team teaching, yaitu:
1. Semi
Team Teaching :
Tipe
1 = Sejumlah guru mengajar
mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode
disepakati bersama.
Tipe
2a = Satu
mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian
tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe
2b =
Satu mata pelajaran disajikan oleh
sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
2. Team
Teaching Penuh
Tipe 3 = Satu
tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata
pelajaran / materi tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara
bersama dan sepakat.
Dari
kedua jenis Team Teaching yang
dikemukakan oleh Soewalni tersebut, penulis lebih condong ke jenis Team
Teaching penuh, karena disana lebih terlihat nyata metode Team Teaching-nya.
Guru yang mengajar lebih dari satu orang, mereka mengajar di kelas yang sama
dengan materi yang sama dan pada waktu yang sama, serta setiap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya pun dilakukan atas kesepakatan bersama. Hal ini
sangat sesuai dengan prinsip pembentukan team dalam sebuah pelaksanaan tugas,
bahwa segala sesuatunya yang berkaitan dengan misi pencapaian tujuan dilakukan
secara bersama-sama, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada
evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakaan, termasuk sistem pelaksanaan
remedial (perbaikan) dan pengayaan sebaiknya dijalankan juga secara
bersama-sama sesuai kesepakatan team sehingga kesolidan team dapat terbangun
dengan utuh.
Tidak satupun
metode pembelajaran yang sempurna, semua metode pembelajaran memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu alangkah lebih baik jika suatu
metode belajar dikombinasikan dengan penggunaan media belajar yang relevan dan
manajemen kelas yang baik sehingga penerapan suatu metode belajarpun akan
maksimal serta dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang bersifat
kondisional. Penulis sangat berharap bahwa Indonesia dapat menerapkan metode
belajar Team Teaching, karena sistem ini
merupakan cara pembelajaran yang efektif, penyampaian informasi yang lebih lengkap,
membimbingan yang lebih intensif, mengurangi kejenuhan, meningkatkan intensitas
pemberian materi, sehingga pada aplikasinya pelajar memiliki kualitas yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan
Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Martiningsih.
(2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).
(Diakses 1 Maret 2016).
Soewalni, S.
(2007). Team Teaching. Makalah Program Pelatihan Applied Approach 2007 di
Lembaga Pengembangan Pendidikan UNAS. (Diakses tgl 8 April 2008).
Quinn, S. &
Kanter, S., 1984, Team Teaching: An Alternative to Lecture Fatigue, Paper
in an abstract: Innovation Abstracts.
in an abstract: Innovation Abstracts.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/team-teaching,
(Diakses tanggal 1 Maret 2016).
No comments:
Post a Comment