Saturday, June 4, 2016

METODE BELAJAR TEAM TEACHING

Kemampuan guru dalam mengajar sangat mempengaruhi daya serap dan perkembangan prestasi belajar siswa, maka kemampuan guru dalam mengajar memiliki peran penting dalam proses mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang selalu mengembangkan kemampuan dan  pengetahuannya serta tidak berdiam diri tanpa melakukan apapun. Adapun untuk menjadi guru yang baik/hebat seorang guru harus memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan siswanya dan mampu memanajemen kelas dengan baik, selain itu guru juga harus inovatif dan kreatif dalam mengajar yaitu  dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang variatif dan relevan dengan materi ajar dan perkembangan siswa.
Team Teaching merupakan salah satu metode belajar  yang baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Team teaching menyuguhkan proses pembelajaran yang lebih intens, komunikatif dan efektif dibanding dengan proses pembelajaran konvensional biasanya.
Menurut Quinn dan Kanter (1984) sebagaimana dikutip Karin Goetz menjelaskan bahwa  pengajaran tim dapat berlangsung apabila kerja sama tim antara dua pendidik yang berkualifikasi sama. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Martiningsih (2007) bahwa Metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.
Lebih lanjut menurut Ahmadi dan Prasetya (2005) menyatakan bahwa Team teaching (pengajaran beregu) adalah suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang.  Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut bersama-sama mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Pelaksanaan belajarnya dapat dilakukan secara bergilir dengan metode ceramah atau bersama-sama dengan metode diskusi panel.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa team teaching adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih pada kelas yang sama, waktu yang sama, dan tujuan yang sama serta pada mata pelajaran yang sama. Dalam kebersamaan itu mereka membuat perencanaan pembelajaran, bersama-sama menyajikan materi, dan bersama-sama pula melakukan evaluasi, remedial dan pengayaan. Kerja sama dilakukan dengan  membagi tanggung jawab dan peran yang jelas dalam mencapai tujuan yang lebih baik daripada pembelajaran yang ditangani sendiri.
Adapun langkah-langkah menerapkan/mengimplementasikan  metode belajar “team teaching” pada pendidikan di Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, yaitu sebagai berikut:
1.      Tahap Awal
a.       Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara bersama-sama agar setiap guru memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.
b.      Metode Pembelajaran Disusun Bersama
Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama. Hal ini dilakukan agar setiap guru  mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.
c.       Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran
Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan guru.
d.      Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas
Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidakjelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.
2.      Tahap Inti
a.       Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.
b.      Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.

3.      Tahap Evaluasi
a.       Evaluasi Guru
Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing-masing guru dihadapan siswa.
b.      Evaluasi Siswa
Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam evaluasi siswa, guru juga diharuskan merencanakan metode evaluasi. Perencanaan metode evaluasi siswa ini di dalamnya mencakup pembagian peran dan tanggung jawab setiap guru Team Teaching dalam pelaksanaan evaluasi, serta pembagian pos-pos pengawasan.
Manfaat dari Team Teaching itu sendiri ialah memberi informasi yang lebih lengkap, membimbingan yang lebih intensif, mengurangi kejenuhan, meningkatkan intensitas pemberian materi, memperkaya konsep dan pemahaman fasilitator, sebagai alternatif bagi fasilitator yang merasa kelelahan, dan sebagai media saling belajar antar fasilitator. Salain itu juga memiliki keunggulan di bandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
Dibalik memiliki kelebihan dan manfaat, suatu metode tidak lepas dari kekurangan atau kelemahan, team teaching sendiri memiliki kelemahan diantaranya yaitu (1) Bila tidak ada kerjasama yang baik, kurang ada toleransi, apalagi bila ada anggota regu yang cenderung kerja sendiri maka pembelajaran tidak akan maksimal; (2) Pengetahuan guru dalam satu regu tidak merata; (3) Butuh waktu yang lebih lama untuk menyiapkan pembelajaran, karena harus menyiapkan kerjasama yang baik terlebih dahulu; (4) Perbedaan cara mengajar antara guru satu dan yang lain, akan menyulitkan siswa untuk menerima materi dengan baik; (5)  Metode ini menuntut perlengkapan personil pengajar yang lengkap, alat bantu pelajaran yang sempurna, ruang-ruangan yang dapat menampung jumlah besar siswa maupun ruang-ruangan kecil untuk diskusi kelompok dan pengerjaan tugas perorangan.
Menurut Soewalni S (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis metode pembelajaran team teaching, yaitu:
1.      Semi Team Teaching :
Tipe 1         = Sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode disepakati bersama.
Tipe 2a       = Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas, materi dan evaluasi oleh guru masing-masing.
Tipe 2b       =  Satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.
2.      Team Teaching Penuh
Tipe 3         =  Satu tim terdiri dari dua orang guru atau lebih, waktu kelas sama, pembelajaran mata pelajaran / materi tertentu. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara bersama dan sepakat.
Dari  kedua  jenis Team Teaching yang dikemukakan oleh Soewalni tersebut, penulis lebih condong ke jenis Team Teaching penuh, karena disana lebih terlihat nyata metode Team Teaching-nya. Guru yang mengajar lebih dari satu orang, mereka mengajar di kelas yang sama dengan materi yang sama dan pada waktu yang sama, serta setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya pun dilakukan atas kesepakatan bersama. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip pembentukan team dalam sebuah pelaksanaan tugas, bahwa segala sesuatunya yang berkaitan dengan misi pencapaian tujuan dilakukan secara bersama-sama, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakaan, termasuk sistem pelaksanaan remedial (perbaikan) dan pengayaan sebaiknya dijalankan juga secara bersama-sama sesuai kesepakatan team sehingga kesolidan team dapat terbangun dengan utuh.
Tidak  satupun metode pembelajaran yang sempurna, semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu alangkah lebih baik jika suatu metode belajar dikombinasikan dengan penggunaan media belajar yang relevan dan manajemen kelas yang baik sehingga penerapan suatu metode belajarpun akan maksimal serta dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang bersifat kondisional. Penulis sangat berharap bahwa Indonesia dapat menerapkan metode belajar  Team Teaching, karena sistem ini merupakan cara pembelajaran yang efektif,  penyampaian informasi yang lebih lengkap, membimbingan yang lebih intensif, mengurangi kejenuhan, meningkatkan intensitas pemberian materi, sehingga pada aplikasinya pelajar memiliki kualitas yang tinggi.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com). (Diakses 1 Maret 2016).
Soewalni, S. (2007). Team Teaching. Makalah Program Pelatihan Applied Approach 2007 di Lembaga Pengembangan Pendidikan UNAS. (Diakses tgl 8 April 2008).
Quinn, S. & Kanter, S., 1984, Team Teaching: An Alternative to Lecture Fatigue, Paper
in an abstract: Innovation Abstracts
.

No comments:

Post a Comment