BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kemajuan
zaman tidak selalu berdampak postif bagi kehidupan manusia akan tetapi tidak
sedikit yang berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Globalisasi membuat
perubahan yang sangat besar terhadap kelangsungan kehidupan manusia, baik itu
sisi ekonomi, budaya, cara sikap orang, cara berpakaian, gaya hidup,dll. Dalam
lingkup yang lebih besar semua itu membuat negara-negara berjuang lebih keras untuk
mempertahankan kelangsungan kehidupannya, bagaimana suatu negara tersebut dapat
bertahan dengan sikap, budaya, ekonomi, dll dengan baik.
Globalisasi
yang terjadi saat ini merupakan sebuah tantangan kenyataan bagi seluruh manusia
sebagai individu dan bagi negara dalam lingkup besar, hanya negara yang
memiliki kesiapan yang bisa bertahan dan terus maju dalam era globalisasi ini.
Maka perspektif global adalah salah satu jawaban dari itu semua, dengan
perspektif dan pendidikan global diharapkan semua manusia dan negara-negara
memiliki kesiapan untuk bertahan di era globalisasi ini tanpa harus mengalamai
degradasi moral, ekonomi, dll melainkan bisa terus berkembang seiring
berkembangnya zaman.
Dengan
perspektif global kita belajar membentuk kepribadian untuk mencapai Global
Building yang berhasil. Maka dari itu pemakalah membahas tentang Hakikat konsep
perspektif global.
Selain
itu yang melatar belakangi penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Perspektif Sosial dan Budaya yang wajib disusun oleh
setiap mahasiswa semester 7 dengan masing-masing kelompknya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian
dalam latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut :
a)
Apakah pengertian hakikat konsep
perspektif global.
b)
Apakah pengertian globalisasi.
c)
Apakah tujuan perspektif global.
d)
Apakah manfaat perspektif global.
e)
Apakah pendidikan global itu.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan
masalah pada Makalah ini, maka penulis menjabarkan rumusan masalah yang
terdapat dalam “Hakikat Konsep Perspektif Global”.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan Penyusunan makalah Hakikat Konsep
Perspektif Global ini adalah sebagai
berikut :
a)
Agar kita mngetahui pengertian Hakikat
konsep Perspektif Global.
b)
Agar kita mngetahui apa tujuan
perspektif global.
c)
Agar kita mngetahui manfaat perspektif
global.
d)
Agar kita mngetahui tentang pendidikan
global.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Hakikat Konsep Perspektif Global berdasarkan suku kata.
Untuk
memahami lebih lanjut tentang hakikat dan konsep perspektif global maka perlu
kita memperhatikan asal katanya terlebih dahulu, berikut adalah pengertian
hakikat dan konsep perspektif global berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia :
1)
Hakikat
Ha.Ki.Kat
[n]
(1) intisari atau dasar: dia yg menanamkan -- ajaran Islam di hatiku; (2)
kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): pd -- nya mereka orang baik-baik.
2)
Konsep Kon.Sep
[n]
(1) rancangan atau buram surat dsb; (2) ide atau pengertian yg diabstrakkan dr
peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung dua -- yg berbeda; (3) Ling
gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yg ada di luar bahasa, yg
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
3)
Perspektif Per.Spek.Tif
[n]
(1) cara melukiskan suatu benda pada permukaan yg mendatar sebagaimana yg
terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya); (2)
sudut pandang; pandangan.
4)
Global Glo.Bal
[a]
(1) secara umum dan keseluruhan; secara bulat; secara garis besar: memberikan
penjelasan secara -- saja; (2) bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh
dunia.
5)
Maka pengertian hakikat konsep
perspektif global
adalah suatu cara pandang dan cara berperilaku terhadap suatu
masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yakni dari
sisi kepentingan dunia atau internasional.
2.2
Pengertian
Global dan Globalisasi
a.
Global
Menurut
kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, menartikan
Global dengan “concerning the whole earth”. Sesuatu yang berkaitan dengan
dunia, internasional atau seluruh alam jagat raya.
b.
Globalisasi
Globalisasi
mengandung pengertian proses. Huckle (Miriam Steiner, 1996) menyatakan bahwa
globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan
disalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi
individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Ahli lainya Albrow (yaya, 1998)
mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses dimana manusai di bumi
ini diinkorporasikan ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global.
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang internet public jurnal.september 2005).
Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu
makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia hingga
muncul istilah The Fenomenon small world. Globalisasi berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah
faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi
begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan
dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
Oleh karena itu globalisasi tidak
dapat kita hindari kehadirannya.
Tentu saja globaisasi membawa berbagai dampak, ada yang bersifat positif maupun yang negative, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar (1998) positifnya munculnya masyarakat Megakompetisi. Negatifnya ancaman bagi budaya local yang akan tergantikan oleh budaya global. Sedang ciri-ciri globalisasi menurut Tilaar adalah adanya pasar bebas, berkembangnya nilai demokrasi, menghormati HAM.
Tentu saja globaisasi membawa berbagai dampak, ada yang bersifat positif maupun yang negative, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tilaar (1998) positifnya munculnya masyarakat Megakompetisi. Negatifnya ancaman bagi budaya local yang akan tergantikan oleh budaya global. Sedang ciri-ciri globalisasi menurut Tilaar adalah adanya pasar bebas, berkembangnya nilai demokrasi, menghormati HAM.
2.3 Perspektif
Global
Berdasarkan
Kamus Bahasa Indonesia Modern, perspektif diartikan sebagai cara melukiskan
benda pada permukaan datar sebagaimana yang terlihat, dan sudut pandangan.
Kata global
berasal dari kata “globe” dan mulai dimaksudkan sebagai planet yang berarti
bumi bulat.
Menurut asal
kata, perspektif global dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata perspektif dan global,
perspektif artinya wawasan/cara pandang dan global yang artinya
menyeluruh/mendunia. Jadi, perspektif global artinya wawasan atau cara pandang
yang menyeluruh atau mendunia.
Namun secara ilmiah, perspektif global
adalah wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan, yakni
fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi antar umat manusia di
muka bumi (Sriartha, 2004: 5). Interaksi merupakan kegiatan saling
memengaruhi daya, objek, atau tempat yang satu dengan tempat lainnya. Setiap
tempat mengembangkan potensi sumber daya alamnya dan kebutuhan yang tidak
selalu sama dengan tempat lain. Perbedaan tersebut mengakibatkan terjadinya
interaksi dan interdependensi antarwilayah. Contohnya interaksi yang terjadi
antara desa dengan kota, dalam pendistribusian bahan pangan dari desa ke
kota. Begitu pula sebaliknya, pengangkutan mesin pertanian dari kota ke
desa. Kompetisi terjadi karena keinginan untuk bersaing atau bertahan antar
umat manusia di muka bumi.
Pengertian perspektif global menurut para
ahli adalah sebagai berikut :
a)
Menurut Sumaatmadja dan Winardit
(1999) dalam Bawa Atmadja (2007) mengungkapkan bahwa pengertian
perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berperilaku terhadap suatu
masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yakni dari
sisi kepentingan dunia atau internasional.
b)
Menurut Suhanadji dan Waspada TS
(2004) mengungkapkan bahwa perspektif global adalah cara pandang atau wawasan
untuk melihat dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh arus global. Sehingga
semua bangsa menjadi saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan saling
berhubungan diantara berbagai kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi dan
teknologi dalam konteks global. Kebudayaan di dunia ini sangat beragam antar
berbagai belahan negara di dunia. Dimana masing-masing kebudayaan tersebut
memiliki ciri khas tersendiri.
Perspektif
global merupakan pandangan yang timbul dari kesadaran bahwa
dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berkaitan
dengan isu global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi bisa mengisolasi diri
dari pengaruh global. Manusia merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh
karena itu harus memperhatikan kepentingan sesama warga dunia.
Tujuan umum pengetahuan tentang
perspektif global adalah selain untuk menambah wawasan juga untuk
menghindarkan diri dari cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas
subyektif, primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna kulit, ras,
nasionalisme yang sempit, dsb.
Melihat dari
beberapa pengertian di atas, maka dapat dilihat ciri-ciri orang yang mempunyai
wawasan global antara lain:
a)
Berpikir secara luas atau tidak
terkotak-kotak.
b)
Mau bekerjasama atau berinteraksi
secara harmonis (selaras).
c)
Mampu berkompetisi.
Merryfield
(1995) dalam artikelnya yang berjudul “Institutionalizing Cross-cultural
Experience and International Expertise in Teacher Educational: the Development
and Potential of a Global Education PDS Network” menyimpulkan konsep-konsep
dari perspektif global, yaitu bahwa para pendidik perlu mempunyai pengetahuan
dan kemampuan untuk mengajarkan kepada para muridnya sebagai berikut:
1)
Penghargaan terhadap adanya
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan budaya, untuk itu para guru perlu
mengajarkan berbagai macam perspektif yang dimiliki oleh orang lain atau pun
masyarakat lain dan mereka perlu juga mempunyai kesadaran untuk bertoleransi
terhadap perspektif yang dimiliki oleh orang lain.
2)
ketergantungan dan saling
keterkaitan.
3)
Keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan yang diambil oleh seseorang akan dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh interaksi global.
2.4 Tujuan
Perspektif Global
Lee Anderson
dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk mempersiapkan peserta
didik agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari berbagai macam
kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu dari
masyarakat lokal, nasional, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif
global, yaitu:
1)
Mengembangkan pengertian keberadaan
mereka sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat.
2)
Mengembangkan pengertian bahwa
mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3)
Mengembangkan pengertian bahwa
mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya bergantung pada planet
bumi tersebut.
4)
Peserta didik harus diberi
pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat
global ini.
5)
Mendidik peserta didik agar
mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai
individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini, serta
sebagai anggota masyarakat global.
Sementara
itu, menurut Marryfield (dalam buku Perspektif Global karangan Prof. Dr. H.
Nurshid S dan Drs. Kuswaya W : 1997), tujuan diberikannya perspektif global
adalah sebagai berikut:
1)
Mendorong mahasiswa untuk mempelajari
lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2)
Mendorong para pendidik untuk
mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.
3)
Mengembangkan dan memahami makna
perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan
profesinya.
2.5 Manfaat
Perspektif Global
Secara
politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan
menjadi penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa negara
kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu,
peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu
ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai
bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti
dan mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari
perspektif global.
1)
Meningkatkan wawasan dan kesadaran
para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah,
tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain.
Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan”
tersebut.
2)
Menambah dan memperluas pengetahuan
kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai
aspek terutama perkembangan iptek.
3)
Mengkondisikan para mahasiswa untuk
berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat
ditanggulangi dari berbagai aspek.
4)
Melatih kepekaan dan kepedulian
mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
2.6 Dimensi
Perspektif Global
Saat ini
tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang
karena adanya interaksi dengan bangsa lain, sehingga sistem nilai budaya dan
nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain. Perspektif global
bertolak dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengenai
masalah pendidikan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua
permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan
budaya di era globalisasi, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukan empat dimensi
perspektif global, yaitu:
1)
Afirmasi atau penegasan dari dimensi
budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan terasa
hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa
menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi
bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2)
Mengembangkan identitas budaya dan
setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3)
Partisipasi, bahwa dalam
pengembangan suatu bangsa dan negara sangat diperlukan partisipasi dari masyarakat.
4)
Memajukan kerjasama antar budaya.
Hal ini dimaksudkan agar ada aksi dan upaya saling mengisi atau mengilhami, sehingga akan ada kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Sementara
itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global
Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1)
Perspective conciousness
Kesadaran
dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang
berbeda-beda di dunia ini.
2)
State of planet awareness
Adanya
pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.
3)
Cross-cultural awareness
Adanya
kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik
budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada
perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4)
Systemic awareness
Mengetahui
akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem
internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling
mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada
di dunia ini.
5)
Options for participation
Mengetahui
strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam
menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga
internasional.
2.7 Masalah
Perspektif Global
Berkaitan
dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan pokok-pokok
masalah global, yaitu: penduduk dan keluarga berencana (population and
family planning); hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination);
pembangunan (development); hak asasi manusia (human right);
emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and
refugees); kepemilikan bersama secara global (the global commnos);
lingkungan hidup dan sumber daya alam (environment
and natural resources); persebaran kemakmuran; teknologi informasi;
sumber daya; jalan masuk ke pasar; kelaparan dan bahan pangan; perdamaian dan
keamanan; prasangka dan diskriminasi.
Isu dan
masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di
tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu dan
masalah global yang dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia. Badan dan
lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian dari PBB maupun diluar PBB
seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian serta
kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.
Berikut ini
contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga berencana,
pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya, dalam
pembahasan yang singkat.
1)
Penduduk
dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk
bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan juga merupakan
masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan sedang berkembang,
maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan ketidakseimbangan
antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan barang bahan pangan,
lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan
hanya masalah yang menimpa bangsa Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh
bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat dinyatakan sebagai
masalah global.
Salah satu
upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program keluarga
berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan
masing-masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia,
melainkan juga dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada
kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana tidak selancar seperti apa
yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi berbagai masalah.
Oleh karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada
pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan dengan hal itu,
PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan masalah tersebut.
2)
Pembangunan
Pembangunan
yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang berupaya
memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material
termasuk kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan dilakukan oleh
semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya
melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA) maupun manusia (SDM) termasuk
kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak menghadapi masalah. Oleh
karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah kesejahteraan
masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah. Kenyataan demikian masih
dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian,
pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah global.
3)
Hak Asasi Manusia
Pada
hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak
merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat
manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam
kehidupan masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat perlakuan yang
berbeda-beda oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas HAM
tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan pelanggaran
terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan
tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh
karena itu, HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di
tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah
global.
4)
Migrasi
Perpindahan
penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara sendiri) dan imigrasi
(masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian, terjadi
dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor
ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai pada keamanan. Bagi kelompok atau
perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi merupakan jalan keluar dari
masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau kawasan yang didatangi mungkin
menjadi masalah, karena menyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan
kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat menyimak dan mengamati proses
perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia sebagai akibat dari berbagai
masalah di negara, seperti banjir, kesulitan ekonomi dan pertentangan politik
menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk di kawasan yang bersangkutan, atau
dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah migrasi ini telah menjadi masalah
global.
5)
Lingkungan dan Sumber Daya
Menurut UU
RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah
longsor, dan sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia,
tidak hanya terjadi secara lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan
tertentu, melainkan secara meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.
G.T. Miller
(1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi atau energi
yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kehidupan manusia.
Dengan demikian antara sumber daya alam dengan lingkungan itu tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kandungan, persediaan, penggalian, pengolahan, dan
pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam, tidak hanya menyangkut
pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber daya, melainkan juga melibatkan
negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota produksi dan kuota perdagangan
sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang strategis merupakan
kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan negara-negara
konsumen.
Dengan
demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global
negara-negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki dampak global terhadap kehidupan
ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia. Dalam mekanisme dan
dinamika produksi, pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya alam
ini terjadi proses ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara
di dunia yang berkepentingan. Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang
terus berkembang dari waktu ke waktu. Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya
yang menjadi aset dunia seperti samudra dan ruang angkasa, menuntut saling
keterkaitan serta saling ketergantungan global yang mengoptimalkan pemanfaatan
aset-aset tadi. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap
pribadi umat manusia, khususnya orang-orang yang bertindak mengambil kebijakan
dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan wawasan dan kepedulian global
dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin mendunia.
2.8
Unsur-unsur Perspektif Global
a) Penduduk
dunia
merupakan elemen penting
yang menjadi subyek utama munculnya isu-isu global.
b) Lingkungan
menjadi wadah atau
tempat di mana penduduk dunia saling berinteraksi, sehingga muncul isu atau
permasalahan global.
c) Iptek
sebagai sarana utama
dalam mendorong penduduk dunia dalam mengetahui berbagai isu global.
d) Pendidikan
perspektif global
Untuk memberikan
penjelasan lebih rinci mengenai cara pandang terhadap permasalahan global dalam
era globalisasi.
Merryfield, Elaine Jarchow, dan Sarah Pickert (1997)
mengemukakan unsure-unsur perspektif global sebagai berikut:
1) Kepercayaan dan Nilai Manusia.
· kepercayaan dan nilai manusia yang
bersifat universal dan berbeda-beda.
·
kesadaran perspektif.
·
pengakuan dampak nilai, budaya, dan pandangan dunia suatu
bangsa dalam mempelajari interaksi dengan masyarakat lain yang berbeda dari
masyarakatnya sendiri.
·
memahami bagaimana nilai-nilai dan kepercayaan itu mendasari
norma-norma social/budaya dan konflik antar manusia.
·
peran kepercayaan dan nilai manusia dalam estetika, bahasa,
sastra dan tradisi lisan, dalam penggunaan sumber-sumber alam dan lingkungan,
dalam teknologi, dalam pemerintahan, dalam konstruksi sejarah.
2) Sistem Global
· system ekonomi.
· system politik.
· system ekologi.
· system teknologi (meliputi
informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian).
· pengetahuan tentang dinamika global.
· prosedur dan mekanisme system global.
· transaksi dalam dan antar
masyarakat, bangsa, wilayah.
· saling keterkaitan dalam system
global yang beraneka ragam.
· adanya kesadaran terhadap planet
bumi.
3) Isi-isu dan Masalah Global
· kependudukan dan isu-isu keluarga
berencana.
·
hak menentukan nasib sendiri.
·
isu-isu pembangunan.
·
isu-isu hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk
asli, anak-anak).
·
emigrasi, imigrasi, dan pengungsi.
·
kebiasaan global.
·
isu-isu sumber daya alam/lingkungan.
·
isu-isu yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan,
teknologi dan informasi, sumber daya, pemasaran.
·
isu-isu yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi
(berdasarkan etnik, ras, kelompok, seks, agama, bahasa, politik, dsb).
4) Sejarah Global
· cepatnya saling ketergantungan.
· hal-hal yang melatarbelakangi
isu-isu masa kini.
· budaya asli dan perkembangannya.
· kontak budaya dan peminjaman budaya.
· evolusi system global.
· konflik dan resolusi konflik.
· perubahan dalam system global.
5) Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya
· memahami budaya suatu bangsa dan
warisannya.
· memahami ragam identitas dan
loyalitas.
· memahami kompleksitas keragaman
budaya dan universalnya budaya.
· peran budaya suatu bangsa dalam
system dunia.
· keterampilan dan pengalaman dalam
melihat budaya suatu bangsa dari perspektif bangsa lain.
· pengalaman belajar budaya bangsa
lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan dunia budaya lain.
· memperluas pengalaman dengan orang
yang betul-betul berbeda dari budaya dirinya.
· kecakapan berkomunikasi antar budaya.
· kecakapan bekerja dengan orang yang
berbeda budaya.
6) Kesadaran Pilihan Manusia
· melalui individu, organisasi,
masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi dan politik.
· tindakan masa lalu dan kini serta
alternatif di masa depan.
· pengakuan kompleksitas perilaku
manusia.
7) Pengembangan Keterampilan Evaluasi
dan Analisis
· kecakapan mengumpulkan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari perspektif dan pandangan yang
berbeda.
· keterampilan berfikir kritis
(seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan, mengidentifikasi yang mendasari
asumsi-asumsi, dsb)
· pengakuan peran nilai dan pandangan
dunia dalam penelitian.
· interaksi antar budaya, partisipasi
dan kolaborasi.
· kesempatan untuk membuat dan
melaksanakan keputusan.
· pengalaman mengarahkan pada
masalah-masalah kehidupan nyata
· perhatian untuk belajar dari
pengalaman.
2.9
Pendidikan Global
Pendidikan global merupakan upaya
sistematis untuk membentuk wawasan dan perspektif mahasiswa dan perspektif
siswa, karena melalui pendidikan global siswadibekali materi secara utuh dan
menyeluruh berkaitan dengan masalah global. Pendidikan global menawarkan suatu
makna bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia, dimana perkampungan global
dimana manusia saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara tidak
menjadi penghalang dan merupakan komunitas dari perbedaan diantara orang-orang
yang berbeda bangsa.
Pendidikan global mempersiapkan
siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keberagaman
budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan
kedalam batas-batas negara dan budaya (Hoopes,1997). Pendidikan global memiliki
tiga tujuan yaitu:
1)
Memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan
kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai melalui mengajarkan bahan dan menggunakan
metode yang memberikan relatifisme budaya.
2)
Memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk
mendekatkan diri dengang keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini adalah
untuk mendiskusikan tentang relatifisme budaya dan keutamaan etika.
3)
Memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir
tentang mereka sendiri sebagai individu, warga negara dan masyarakat secara
keseluruhan.
Pendidikan global mempersiapkan masa
depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan evaluasi yang luas.
Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami dan memberikan reaksi
terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan global juga mengenalkan
siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal, nasional dan
internasional. Mata pelajaran harus menyajikan informasi yang relevan untuk
meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan publik. Oleh karena itu,
pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan lokal. Dengan
demikian pendidikan global adalah
suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka
hidup pada area global yang saling berkaitan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian hakikat konsep
perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara
berperilaku terhadap suatu masalah atau kejadian atau kegiatan dari sudut
kepentingan global, yakni dari sisi kepentingan dunia atau internasional.
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah.
Ada 5 tujuan
pokok dari perspektif global, yaitu:
1)
Mengembangkan pengertian keberadaan
mereka sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat.
2)
Mengembangkan pengertian bahwa
mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3)
Mengembangkan pengertian bahwa
mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya bergantung pada planet
bumi tersebut.
4)
Peserta didik harus diberi
pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat
global ini.
5)
Mendidik peserta didik agar
mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai
individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini, serta sebagai
anggota masyarakat global.
Berikut
adalah manfaat mempelajari perspektif global :
a.
Meningkatkan wawasan dan kesadaran
para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah,
tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain.
Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan”
tersebut.
b.
Menambah dan memperluas pengetahuan
kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai
aspek terutama perkembangan iptek.
c.
Mengkondisikan para mahasiswa untuk
berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat
ditanggulangi dari berbagai aspek.
d.
Melatih kepekaan dan kepedulian
mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
Pendidikan global adalah suatu
pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup
pada area global yang saling berkaitan.
3.2
Saran
Pendidikan perspektif global sangat
cocok diterapkan pada saat ini guna menjawab tantangan kehidupan di era
globalisasi ini. Karena pendidikan perspektif global merupakan upaya sistematis
untuk membentuk wawasan dan perspektif mahasiswa dan perspektif siswa, karena
melalui pendidikan global siswadibekali materi secara utuh dan menyeluruh
berkaitan dengan masalah global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa
kita hidup didalam masyarakat manusia, dimana perkampungan global dimana
manusia saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara tidak menjadi
penghalang dan merupakan komunitas dari perbedaan diantara orang-orang yang
berbeda bangsa.
Pendidikan perspektif global
mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan
evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami dan
memberikan reaksi terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan
global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta
secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan
informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan publik.
Oleh karena itu, pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan
lokal. Dengan demikian pendidikan global adalah suatu pendidikan yang
berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup pada area global
yang saling berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashkenas, et al, 2002, The Boundaryless Organization, Breaking the
Chains of Organizational Structure, Jossey-Bass, San Francisco. Doll, 1993, A Post-Modern
Perspective on Curriculum, tersedia
dalam http://www.great-ideas.org/30-5html, tanggal 27 Februari 2005. Doll, 1995, „Curriculum Possibilities, A “Post”
Future‟, in Conrad and
David, 2000, „Culture Makes Almost
All the Difference‟,
dalam Harrison and Huntington, 2000, Culture
Matter, Lawrence Harrison, (2000)1, „Promoting Progressive Cultural
Change‟,
dalam Lawrence Harrison, (2000) Culture
Matters,
Hanvey, Robert G(1982)An Attainable
Global Perspective. Theory into Practce, Summer, Volume XXI (3)
Hatten and Rosenthal, 2000, Reaching for the Knowledge Edge, American
Management Association, New York. Huntington, Samuel P, 1996, The Clash of Civilizations, and the Remaking
of World Order, Prentice Hall, New York. Landes,
Haworth,
1995, Revisioning Curriculum in Higher
Education, Simon &
Hustler Custom Publishing, Massacusset Grondona,
Mariano 2000, „A Cultural Typology of Economic Development‟, dalam Harrison
and Huntington, 2000, Culture
Matters, How Values Shaves Human Progress, Basic Books, New York.
Harrison and Huntington, 2000, Culture
Matters, How Values Shaves Human Progress, Basic Books, New York.
Kniep, Willard M. (1986) Defining A
Global Education By Its Content. Social Education. NCSS
Manguelle, Daniel Etoungga (2000).
„Does Africa Need a Cultural Ajustment Program‟, dalam Lawrence Harrison, 2000, Cultures Matters,
Merryfield, Merry M. Jarhow Elaine,
and Pickert Sarah (1997) Preparing teachers To Teach Global Perspective: A
Handbook for Teacher Educator. Callifornia; A. Sage Publicationa Company
Micklethwait and Wooldridge (2000),
A Future Perfect, The Challenge and
Hidden Promise of Globalization, Crown Bussiness, New York.
Savage, Tom V and Amstrong, David G
(1996) Effective Teaching In Elementary Social Studies. New Jersey. Englewood
Cliffs.
Wilson, 1997, The Information Technology, Successful
Management Using Information Technology, Pitman Publishing,
Melbourne.
Woolover and Scott (1988) Active
Learning in Social Studies. Boston: Scott, Foresman and Company
kang..izin sedot nyak..
ReplyDeleteahtur nuhun pisan