Friday, April 11, 2014

Teknik-teknik Pembelajaran Bahasa Kedua

Teknik-teknik Pembelajaran Bahasa Kedua
2.1  Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa atau pemebelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial, (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1)  diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
2.2  Bahasa Kedua
Bahas kedua adalah bahasa yang dikuasai setelah bahasa ibu (B1) atau pada masa awal hidupnya maka bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai atau dilakukan secara sadar dan dipelajari.
2.3  Teknik Pembelajaran Bahasa Kedua
Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001:1158). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan.
Setelah  Anda  memahami  pendekatan  dan  metode  pembelajaran  bahasa, berikutnya  Anda  harus  memahami  dan  dapat  menggunakan  strategi  atau  teknik-teknik  dalam  pembelajaran  bahasa kedua yang  dalam  pengajaran  umum  lazim  juga disebut  metode.  Strategi  yang  dimaksud  adalah  :  ceramah,  diskusi,  demonstrasi, bermain  peran,  karyawisata  dsb.  Teknik  pembelajaran  merupakan  cara  guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru.
Di  bawah  ini  akan  diuraikan  beberapa  teknik  pembelajaran  bahasa kedua,  dari teknik  yang  paling  abadi  seperti  teknik  ceramah  sampai  dengan  teknik pembelajaran mutakhir.
1.      Teknik Ceramah
Teknik  ini  digunakan  untuk  menyampaikan  informasi.  Bagi  siswa  sekolah  dasar kelas  rendah,  teknik  ini  diperlukan  sebagai  latihan  keterampilan  menyimak. Pelaksanaan  teknik  ceramah  di  kelas  rendah  dapat  berbentuk  cerita  kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan. Selesai ceramah, dapat diikuti dengan teknik tanya jawab. 
2.      Teknik Tanya Jawab
Penggunaan teknik tanya jawab ini dapat diterapkan pada latihan keterampilan  menyimak,berbicara,membaca  dan  menulis.  Selain  guru  yang  bertanya  pada siswa,  juga  dapat    dilakukan  siswa  yang  bertanya  pada  guru,  setelah  guru ceramah  atau  bercerita.  Di  samping  itu,guru  dapat  pula  pada  awal  pelajaran sebagai pretest dan pada akhir pembelajaran yang disebut posttest.
3.      Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di SD kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4.      Teknik Pemberian Tugas
Teknik  ini  biasanya  diberikan  secara  individual  atau  kelompok.  Teknik  ini bertujuan  agar  siswa  lebih  aktif  dalam  mendalami  pelajaran  dan  memiliki keterampilan  tertentu.    Untuk  siswa  kelas  rendah  tugas  individual,  seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5.      Teknik Bermain Peran
Teknik  ini  bertujuan  agar  siswa  menghayati  kejadian  atau  peran  seseorang dalam  hubungan  sosialnya.  Dalam  bermain  peran  siswa  dapat  mencoba menempatkan  diri  sebagai  tokoh  atau  pribadi  tertentu,  misal:  sebagai  guru, sopir, dokter, pedagang, tukang becak dsb. Selain itu dapat pula memerankan tokoh-tokoh  dari  benda-benda  sekitar,  misal:  gunung,  pohon,  binatang, awan,angin,  matahari  dsb.  Dengan  menghayati  peran-peran  tersebut, diharapkan siswa terlatih untuk menghargai jasa dan peranan orang lain dalam kehidupannya, juga berlatih kerja sama dengan orang lain.
6.      Teknik Karyawisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang  ada  kaitannya  dengan  materi  pembelajaran.  Untuk  kelas  rendah,  guru dapat  membawa  siswa  untuk  berjalan-jalan  di  sekitar  lingkungan  sekolah, kemudian  secara  bergiliran  siswa  disuruh  menceritakan  benda-benda  atau peristiwa yang ditemuinya. Untuk siswa kelas tinggi, siswa dapat mengarang atau  mendeskripsikan  tempat-tempat  yang  telah  mereka  kunjungi,  misal: museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karyawisata lainnya.
7.      Teknik Sinektik
Strategi  pengajaran  sinektik  merupakan    suatu  strategi  untuk  menciptakan kelas  menjadi  suatu  masyarakat  intelektual  ,  yang  menyediakan  berbagai kesempatan  bagi  siswa  untuk  bertindak  kreatif  dan  menjelajahi  gagasan-gagasan  baru  dalam  bidang-bidang  ilmu  pengetahuan  alam,  teknologi,bahasa dan seni. Pada dasarnya, kreativitas seseorang dapat dideskripsikan, didorong dan  dapat  ditingkatkan  dengan  sengaja  karena  kreativitas  pada  dasarnya adalah proses emosional. Kreativitas pada diri seseorang atau pada kelompok dapat  ditingkatkan  dengan  cara  menyadari  proses  kreatif  dan  memberikan bantuan  secara  sadar  ke  arah  terjadinya  kreativitas.  Contoh  dalam  bahasa dengan meminta murid menggunakan gaya bahasa analogi atau metapora.
Kelebihan teknik ini antara lain:
a)    Strategi  ini  bermanfaat  untuk  mengembangkan  pengertian baru  pada  diri  siswa  tentang  sesuatu  masalah  sehingga  dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
b)   Strategi  ini  bermanfaat  karena  dapat  mengembangkan kejelasan  pengertian  dan  internalisasi  pada  diri  siswa  tentang materi baru.
c)    Strategi  ini  dapat  mengembangkan  berpikir  kreatif,  baik pada diri siswa maupun pada guru.
d)   Strategi  ini  dilaksanakan  dalam  suasana  kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
e)    Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memcahkan suatu masalah.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran
Belajar bahasa atau pemebelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pembelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Bahas kedua adalah bahasa yang dikuasai setelah bahasa ibu (B1) atau pada masa awal hidupnya maka bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai atau dilakukan secara sadar dan dipelajari.
Ada 7 teknik pembelajaran bahasa kedua yaitu :
1.      Teknik ceramah
2.      Teknik Tanya jawab
3.      Teknik Diskusi kelompok
4.      Teknik Pemberian tugas
5.      Teknik Bermain peran
6.      Teknik karyawisata
7.      Teknik sinektik
3.2  Saran
Kita sebagai calon tenaga pendidik adakalanya menguasai tentang teknik-teknik pembelajaran bahasa kedua, karena pembelajaran bahasa kedua merupakan pembelajaran bahasa indonesia yang dilakukan dalam proses pembelajaran sekolah oleh seorang guru/tenaga pendidik, jadi sangat disaran untuk seorang tenaga pendidik atau calon tenaga pendidik untuk menguasai teknik-tenik pembelajaran bahasa kedua.




DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar
Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM
Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.
Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang
Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Suharyanto. 1999. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Yogyakarta: Depdikbud

No comments:

Post a Comment